BAGAIMANA MENGUBAH MARKETING COST MENJADI BRAND INVESTMENT?
- Levino Rionaldy
- Jun 11
- 2 min read

Berikut 7 cara konkret mengubah marketing cost menjadi brand investment:
1. UBAH IKLAN SEKALI TAYANG JADI KONTEN BERKELANJUTAN
Marketing Cost: Iklan TV, radio, atau digital satu kali tayang.
Brand Investment:
• Potong jadi konten serial di Instagram, YouTube Shorts, TikTok.
• Tambahkan narasi brand story, bukan sekadar promosi harga.
Contoh:
Bukan “Diskon 50% Hari Ini,” tapi “Kenapa kami bikin produk ini, dan siapa yang kami perjuangkan.”
⸻
2. DOKUMENTASIKAN SEMUA AKTIVASI OFFLINE JADI KONTEN ONLINE
Marketing Cost: Acara launching, bazar, roadshow.
Brand Investment:
• Rekam, edit jadi video behind the brand.
• Gunakan jadi konten edukasi, testimoni, hingga highlight story.
⸻
3. GANTI INFLUENCER SEKALI POST JADI BRAND AMBASSADOR JANGKA PANJANG
Marketing Cost: Sekali endorse, hilang.
Brand Investment:
• Kerjasama dengan influencer yang benar-benar pakai, bukan sekadar pasang wajah.
• Minta mereka bantu edukasi, bukan hanya promosi.
⸻
4. BANGUN NARASI, BUKAN SEKADAR PROMO
Marketing Cost: Konten viral tanpa makna.
Brand Investment:
• Gunakan storytelling, konflik, dan value yang konsisten.
• Ulangi terus makna yang mau ditanamkan (mantra brand).
⸻
5. UBAH DISKON JADI PROGRAM LOYALTY BERBASIS MAKNA
Marketing Cost: Diskon 50% = orang beli karena murah.
Brand Investment:
• Buat program loyalitas: poin, komunitas, early access.
• Beri hadiah yang merepresentasikan value brand.
⸻
6. SEMUA BOOSTING IKLAN HARUS ADA FUNNELING-NYA
Marketing Cost: Ads tayang tanpa arah.
Brand Investment:
• Pasang pixel, tracking tools, retargeting.
• Bangun funnel: Iklan → Edukasi → Engagement → Testimoni → Konversi → Advocacy.
⸻
7. BANGUN MEDIA SENDIRI (OWNED MEDIA)
Marketing Cost: Bayar terus ke platform orang.
Brand Investment:
• Buat website, blog, email list, dan channel YouTube sendiri.
• Bangun audiens yang kamu miliki sendiri, bukan sewa terus.
⸻
Rumus Penting:
Marketing tanpa branding = biaya.
Marketing + branding = investasi.
Comments