KALAU SUDAH PUNYA BRAND, NGGAK USAH PERANG BRAND
- Levino Rionaldy
- Aug 1
- 1 min read

Ada banyak sekali brand yang ada di pasaran apapun kategori produknya. Pertanyaannya: perang brand itu ada nggak, sih?
Kata Pak Bi, pada dasarnya nggak ada perang brand karena konsumen sudah percaya dengan valuenya — sehingga brand dalam kategori yang sama tidak perlu berebutan konsumen. Kalau sudah jatuh cinta, maka akan susah pindah ke brand yang lain.
Contohnya, dua jaringan minimarket terbesar di Indonesia, Alfamart dan Indomaret, bisa bersanding — bahkan tak jarang tokonya bersebelahan. Kedua brand tersebut mungkin aja menjual produk yang sama, namun masing-masing dari mereka memiliki Brand DNA, Brand Core Value, Brand Added Value, dan Brand Positioning yang berbeda.
Bagaimana dengan perang merek? Menurut Pak Bi, hal ini mungkin saja terjadi karena masing-masing merek yang ada belum memiliki value, sehingga mereka adu keren dalam nama, logo, kemasan, serta aspek lainnya.
Singkat kata, merek bukan brand karena brand harus memiliki value; jadi, kalau belum memiliki value, ya baru sampai merek. Rumus brand adalah nama plus makna yang memiliki Call To Action. Karena konsumen belum merasakan makna dari kehadiran merek, maka merek akan tetap menjadi merek yang bersaing kehadirannya di benak konsumen.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh sebuah brand untuk berani bersanding tanpa takut bersaing antara lain keluar dari posisi generik produk, perang harga, red ocean, lalu membuat kategori baru tanpa pesaing. Untuk melakukan hal-hal tadi, Anda dapat menganalisa brand Anda dengan menggunakan 15 Langkah Magnet Branding, mulai dari Product Insight hingga Brand Experience.
Kalau ingin tahu bagaimana caranya brand Anda memiliki value di hati konsumen, jangan lewatkan BISA BIKIN BRAND.
Penulis: Nadia VH
Comments